GENERASI Z: GENGSI UNTUK BERTERNAK AYAM TAPI MAKANAN FAVORIT TERBUAT DARI DAGING AYAM
Generasi
Z atau yang sering disebut Gen Z adalah generasi yang terlahir dalam kurun
waktu mulai tahun 1996 sampai 2012. Pengertian dari Gen Z itu sendiri adalah
generasi digital yang mana generasi ini sangat mahir dalam menguasai berbagai
macam teknologi khususnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal
ini disebabkan karena Gen Z merupakan generasi yang hidup pada masa
perkembangan teknologi. Sehingga tidak aneh, ketika kita melihat anak-anak Gen
Z sudah mahir memainkan smartphone sejak usia dini karena mereka
merupakan generasi pertama dunia digital yang mengganggap bahwa smartphone
sebagai kehidupan bukan hanya sekedar platform penyedia informasi dan
komunikasi.
Akan
tetapi, ada banyak anggapan yang tersemat pada Gen Z. Gen Z dianggap sebagai
generasi yang manja dan ingin serba instan. Selain itu, akibat dari ketergantungan
dan kebanyakan hidup di dalam sosial media membuat Gen Z jarang berinteraksi
dengan orang-orang di kehidupan nyata. Gen Z juga merupakan generasi yang
memiliki keinginan untuk bekerja dalam bidang yang bersentuhan langsung dengan
teknologi.
Fenomena
ini sepertinya menjadi pisau bermata dua. Disatu sisi pekerjaan dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi akan semakin maju dan berkembang tetapi
bidang pekerjaan lainnya akan terpuruk dan mengalami kemunduran. Contohnya
seperti bidang usaha peternakan. Generasi Z banyak yang tidak mau menjadi
peternak karena stigma dan pandangan pada usaha peternakan itu terlihat kotor,
bau, dan capek yang menyebabkan mereka gengsi untuk berternak. Akan tetapi, Gen
Z tidak sadar bahwa makanan favorit yang mereka konsumsi berasal dari usaha peternakan.
Kita bisa sama-sama melihat anak-anak muda zaman sekarang ketika jajan,
kebanyakan dari mereka membeli makanan cepat saji yang berbahan baku dari ayam
seperti ayam geprek, fried chicken, seblak daging atau seblak ceker ayam,
mie ayam, usus ayam krispi, dan lainnya yang bahan dasarnya merupakan hasil
dari salah satu usaha unggas peternakan yaitu ayam.
Jika hal
diatas tersebut dibiarkan, maka tentunya lambat laun makanan favorit Gen Z
tersebut akan menjadi sangat sulit didapatkan karena pasokan ayam dari usaha peternakan
kurang yang disebabkan karena tidak adanya regenerasi peternakan khususnya
kepada Gen Z dikarenakan faktor gengsi akan peternakan yang membuat mereka
enggan untuk masuk dan berkecimpung di dunia peternakan. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu adanya kerja sama antar berbagai pihak guna mengedukasi Gen Z
supaya mereka tertarik pada dunia peternakan, khususnya peternakan unggas ayam.
Selain hasilnya bisa menjadi bahan baku makanan favorit Gen Z, lebih dari itu
keuntungan dari usaha peternakan juga sangat menggiurkan karena usaha
peternakan unggas ayam ini masuk dalam kategori usaha kebutuhan pangan dan
pasti permintaanya pun sangat banyak sehingga akan sangat laku dan
menguntungkan.
Apalagi
jika Gen Z bisa memaksimalkan dan mengkolaborasikan antara usaha peternakan
dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan masifnya perkembangan
informasi dan komunikasi bisa membantu Gen Z dalam usaha peternakan, Gen Z bisa
mengakses dalam platform sosial media untuk mencari ilmu tentang tata cara
berternak yang baik, membeli pakan secara online sehingga akan efisien
dan mudah, serta yang tidak kalah penting adalah dengan melakukan pemasaran
secara online yang tentunya jangkauannya sangat luas dan tak terbatas.
Selain bisa langsung menjualnya dalam bentuk unggas ayam hidup atau berbentuk
daging ayam segar, Gen Z juga bisa mengolahnya menjadi peluang usaha lainnya
seperti membuka usaha makanan cepat saji ayam geprek, fried chicken,
atau lainnya yang potensial. Tentunya hal ini akan menjadi sumber pendapatan
keuangan yang potensial. Selain menjadi konsumen, Gen Z juga bisa menjadi
menciptakan usaha makanan favoritnya sendiri atau dengan kata lain menjadi
produsen.
Komentar
Posting Komentar